Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan dan adat istiadatnya masing-masing. Seperti juga suku Papua yang memiliki koteka sebagai pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Papua.
Koteka terbuat dari kulit labu air.
Isi dan biji labu tua dikeluarkan dan kulitnya dijemur. Secara harfiah,
kata ini bermakna "pakaian", berasal dari bahasa salah satu suku di
Paniai. Sebagian suku pegunungan Jayawijaya menyebutnya holim atau horim.
Tak sebagaimana anggapan umum, ukuran dan bentuk koteka tak berkaitan
dengan status pemakainya. Ukuran biasanya berkaitan dengan aktivitas
pengguna, hendak bekerja atau upacara. Banyak suku-suku di sana dapat
dikenali dari cara mereka menggunakan koteka. Koteka yang pendek
digunakan saat bekerja, dan yang panjang dengan hiasan-hiasan digunakan
dalam upacara adat.
Namun demikian, setiap suku memiliki perbedaan bentuk koteka. Orang yali, misalnya, menyukai bentuk labu yang panjang. Sedangkan orang tiom biasanya memakai dua labu.
Seiring waktu, koteka semakin kurang populer dipakai sehari-hari.
Koteka dilarang dikenakan di kendaraan umum dan sekolah-sekolah.
Kalaupun ada, koteka hanya untuk diperjualbelikan sebagai cendramata.
Di kawasan pegunungan, seperti Wamena,
koteka masih dipakai. Untuk berfoto dengan pemakainya, wisatawan harus
merogoh kantong beberapa puluh ribu rupiah. Di kawasan pantai, orang
lebih sulit lagi menemukannya.
Dikutip dari berbagai sumber.
hahahaha :D
BalasHapusBgmn Bro???
BalasHapusbagus dan keren eee
BalasHapushehehehe,,,
BalasHapusShalom! Selamat pagi salam bahagia khusus Bapak Kapolda baru propinsi Papua, semoga sukses, selamat menjalani tugas. Tuhan Yesus Kristus memberkati bapak Polda baru di Papua, anak pesan adalah "Mejalanilah tugas yang diberikan oleh Tuhan, sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan Allah. jalanilah dengan takut akan Tuhan, apa yang benar di mata Tuhan, perlu banyak berdiskusi dengan hamba-hamba Tuhan di ladang Tuhan/ di mana bapak dipercayakan oleh Tuhan. Jalanilah dengan keadilan, kejujuran dan kebenaran serta tidak memihak, bapak pemimpin netral yang paling muda dan paling terbaik di negara kita Indonesia ini dan akan dirasakan oleh rakyat setanah papua. Apa lagi tanah papua adalah tanah telah dipersembahkan oleh misionaris maka siapa puan yang mau memimpin dan melakukan dengan sejujur-jujurnya, akan diberkati Tuhan, dia tetap akan naik sampai kepala terus, tidak akan jadi ekor lagi. Dan akhirnya bapak akan terus naik dan pemimpin lebih besar lagi, Tuhan Yesus Krstus akan memberkati bapak dalam pelayanan, keluarga dan tugas! Namun kalau kerja tidak jujur di hadapan Tuhan Allah, Tuhan Yesus Kristus, dan Allah Roh Kudus, maka hidup bapak tidak akan selalu damai dalam semua tugas, keluarga dan jajaran bapak. Dari anak putra Lani perantauan di tanah orang di pulau Jawa. Shalom!
BalasHapus