Rumah Sakit Mitra
Masyarakat (RSMM) Timika, Papua, merasa kewalahan menolong para korban
konflik antara dua kelompok warga di Kwamki Lama.
Staf Humas RSMM Timika Maurits Soru, di Timika, Jumat, mengatakan sejak konflik antara warga Hosea Ongomang dan Aroki Komagal pecah di Kwamki Lama pada 2 Juni lalu, sudah lebih dari 200 warga Kwamki Lama yang berobat di RSMM.
Sebagian besar korban yang terluka dan dirawat di RSMM tersebut yakni korban terkena anak panah dan peluru senapan angin. Dua di antara ratusan korban yang dirawat di RSMM Timika akhirnya meninggal dunia.
"Kami benar-benar kewalahan menampung semua warga yang datang berobat. Apalagi kapasitas petugas dan ruangan di RSMM sangat terbatas. Mau pulang ke rumah atau bermalam di rumah sakit serba salah," ujarnya.
Dalam dua hari terakhir, korban konflik Kwamki Lama yang berobat ke RSMM Timika lebih dari 15 orang. Mereka terkena anak panah saat terjadi bentrokan lanjutan di Kwamki Lama pada Kamis (19/7).
Untuk mencegah terulangnya bentrokan antarmassa di Kwamki Lama, pada Jumat (20/7) siang ratusan orang aparat kepolisian dari Polres Mimika dan Brimob Detasemen B Polda Papua dibantu puluhan anggota TNI melakukan razia senjata tajam di Kwamki Lama.
Bentrokan antarwarga Hosea Ongomang dan Aroki Komagal di Kwamki Lama telah berlangsung lebih dari satu bulan, mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.
Kendati sudah dua kali digelar acara perdamaian dengan prosesi patah panah, namun dua kelompok di Kwamki Lama masih terus bertikai lantaran salah satu kelompok tidak puas.
Bentrokan dua kelompok massa di Kwamki Lama juga mengakibatkan sejumlah rumah dan mobil polisi dibakar, dan empat anggota Polri terkena anak panah.
Para korban yang terluka selama bentrokan di Kwamki Lama dirawat di dua rumah sakit berbeda di Timika. Korban dari kelompok bawah (kelompok Aroki Komagal) dirawat di RSUD Mimika. Sedangkan korban dari kelompok atas (kelompok Hosea Ongomang) dirawat di RSMM Timika.
Staf Humas RSMM Timika Maurits Soru, di Timika, Jumat, mengatakan sejak konflik antara warga Hosea Ongomang dan Aroki Komagal pecah di Kwamki Lama pada 2 Juni lalu, sudah lebih dari 200 warga Kwamki Lama yang berobat di RSMM.
Sebagian besar korban yang terluka dan dirawat di RSMM tersebut yakni korban terkena anak panah dan peluru senapan angin. Dua di antara ratusan korban yang dirawat di RSMM Timika akhirnya meninggal dunia.
"Kami benar-benar kewalahan menampung semua warga yang datang berobat. Apalagi kapasitas petugas dan ruangan di RSMM sangat terbatas. Mau pulang ke rumah atau bermalam di rumah sakit serba salah," ujarnya.
Dalam dua hari terakhir, korban konflik Kwamki Lama yang berobat ke RSMM Timika lebih dari 15 orang. Mereka terkena anak panah saat terjadi bentrokan lanjutan di Kwamki Lama pada Kamis (19/7).
Untuk mencegah terulangnya bentrokan antarmassa di Kwamki Lama, pada Jumat (20/7) siang ratusan orang aparat kepolisian dari Polres Mimika dan Brimob Detasemen B Polda Papua dibantu puluhan anggota TNI melakukan razia senjata tajam di Kwamki Lama.
Bentrokan antarwarga Hosea Ongomang dan Aroki Komagal di Kwamki Lama telah berlangsung lebih dari satu bulan, mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.
Kendati sudah dua kali digelar acara perdamaian dengan prosesi patah panah, namun dua kelompok di Kwamki Lama masih terus bertikai lantaran salah satu kelompok tidak puas.
Bentrokan dua kelompok massa di Kwamki Lama juga mengakibatkan sejumlah rumah dan mobil polisi dibakar, dan empat anggota Polri terkena anak panah.
Para korban yang terluka selama bentrokan di Kwamki Lama dirawat di dua rumah sakit berbeda di Timika. Korban dari kelompok bawah (kelompok Aroki Komagal) dirawat di RSUD Mimika. Sedangkan korban dari kelompok atas (kelompok Hosea Ongomang) dirawat di RSMM Timika.
0 komentar:
Posting Komentar