Tanah Papua memiliki kekayaan alam
hayati, termasuk beragam jenis herba berkhasiat obat. Setelah buah
merah, menyusul rumput kebar. Memang belum ada uji klinis, tetapi banyak
orang percaya rumput ini dapat membantu meningkatkan kesuburan pada
wanita.
Kasus infertilitas (ketidaksuburan) menurut data National Infertility Association di AS, 35 persen terjadi pada wanita, 30 persen terjadi pada pria, 20 persen pada pasangan, dan 10 persen tidak diketahui penyebabnya.
Kasus infertilitas (ketidaksuburan) menurut data National Infertility Association di AS, 35 persen terjadi pada wanita, 30 persen terjadi pada pria, 20 persen pada pasangan, dan 10 persen tidak diketahui penyebabnya.
Selain cara medis, tak jarang pasangan
yang menginginkan datangnya buah hati menempuh penanganan nonmedis atau
alternatif, salah satunya dengan memanfaatkan herba. Yang sedang
menjadi pembicaraan seputar herba untuk membantu meningkatkan kesuburan
adalah rumput kebar.
Sistem imun
Tumbuhan semak yang punya nama
Latin Biophytum petersianum Klotzsch ini banyak ditemukan di Kecamatan
Kebar, Manokwari, Papua. Karena itu, masyarakat Papua menyatakan tanah
Papua sebagai rumah sejati rumput kebar. Namun, di sebuah situs
dituliskan bahwa tanaman yang masuk keluarga Oxalidaceae ini berasal
dari Mali, Afrika Barat.
Secara tradisional masyarakat
Papua telah lama menggunakan rumput kebar sebagai obat kumur untuk
membantu mengatasi sariawan, sebagai penawar racun akibat gigitan ular,
obat pencuci perut untuk anak-anak, dan penyubur kandungan.
Dalam laporan di situs
Oxfordjournals yang dikeluarkan Oxford University Press dinyatakan bahwa
rumput ini oleh bangsa Mali sudah sejak lama dimanfaatkan untuk
mengatasi berbagai gangguan kesehatan yang berkaitan dengan sistem imun,
seperti nyeri sendi, peradangan, demam, malaria, serta menyembuhkan
luka.
Apa sebenarnya rumput kebar? Di
dalam negeri tidak banyak literatur yang bisa memberikan gambaran
lengkap tentang tanaman semak ini. Salah satu sumber tulisan adalah
karya Agnes Noni Novita H. Imbiri, Franc Wanggai, dan Rudi A.
Maturbongs. Para mahasiswa di Universitas Negeri Papua (Unipa) ini
menulis tentang ekologi rumput kebar (Biophytum petersianum Klotzsch) di
Kecamatan Kebar, Manokwari, Papua, sebagai rumah sejati rumput ini.
Dalam tulisan tersebut
dijelaskan, rumput kebar memiliki penampilan seperti tumbuhan
alang-alang. Penyebarannya dimulal dari Afrika, Madagaskar, Asia
Tenggara, hingga ke pulau-pulau lain di Indonesia, khususnya Papua.
Kekhasan rumput kebar ini adalah
hanya tumbuh di Kebar, nama kecamatan atau distrik yang ada di
Manokwari. Kebar merupakan daerah pegunungan dan satu-satunya cara
menuju ke sana adalah menggunakan pesawat perintis.
Menyangkut manfaatnya sebagai
penyubur kandungan, memang sudah menjadi rahasia umum. Tak heran, Unipa
melakukan studi dan hasilnya pun menggembirakan. Dari hasil penelitian
tersebut dilaporkan bahwa rumput kebar bisa menjadi salah satu
alternatif bagi perempuan atau pasangan yang belum memiliki momongan.
Dinding rahim menebal
Kajian ilmiah lain dalam skala
terbatas sudah dilakukan oleh Drs. Sukarsono MSi., dosen Fakultas Ilmu
Keguruan Universitas Muhamadiyah, Malang. Selain mengajar, Sukarsono
juga aktif dalam beragam kegiatan pelestarian lingkungan. Perkenalannya
dengan rumput kebar berawal dari koleganya di Yayasan Keanekaragaman
Hayati Indonesia (Kehati).
Beberapa tahun lalu atas ajakan
rekannya itu, Sukarsono melakukan survei lapangan ke Papua dan tertarik
untuk meneliti rumput kebar. Dengan dana sendiri Sukarsono bersama
timnya melakukan penelitian dengan memberlkan ekstrak rumput kebar
kepada hewan percobaan, yaitu tikus. Air rebusan rumput kebar (yang
sebelumnya telah dikeringkan) diberikan sebagai minuman kepada lima ekor
tikus percobaan selama dua minggu.
Sebagai pembanding adalah lima
ekor tikus lain yang hanya diberi air tawar. Hasilnya ternyata
memberikan gambaran positif, yakni terjadinya penebalan yang berarti
pada dinding uterus atau rahim tikus yang diberi ekstrak rumput.
Terjadinya penebalan pada
dinding rahim ini berarti dapat membantu proses pembuahan dalam proses
kehamilan. Pasalnya, dinding rahim yang tebal memudahkan sperma menempel
sekaligus memudahkan proses kehamilan.
Sayangnya, hasil penelitian ini
belum ditindaklanjuti. Diharapkan di masa mendatang ada pihak lain,
terutama industri farmasi, yang berminat mengembangkan potensi rumput
kebar menjadi fitofarmaka.
Di masyarakat, secara empiris
khasiat rumput kebar sebagai penyubur kandungan sudah lama dimanfaatkan.
Saat ini bahkan bisnis rumput kebar asli Papua diperkirakan mencapai
puluhan juta per tahunnya.
Untuk mendapatkan rumput kebar
memang tidak mudah, hanya tersedia di rumah herba atau toko jamu. Namun,
diingatkan Sukarsono, jika tidak hati-hati, di pasaran banyak yang
palsu. Karena itu, disarankan untuk membeli produk yang langsung
didatangkan dari daerah asalnya.
Rumitkah meramu "Rumput Kebar"?
Memanfaatkan rumput kebar
sebagai ramuan sebenarnya mudah. Untuk takaran besar, lebih dari satu
gelas, ambil rumput kebar kering secukupnya, lalu rebus hingga mendidih.
Setelah itu saring dan dinginkan.
Untuk ukuran kecil, misalnya
satu cangkir atau segelas, rumput kebar cukup diseduh dengan air
mendidih seperti membuat teh. Agar terasa manis, tambahkan madu
secukupnya.
Rumput kebar.
BalasHapuswoow...Amazing