Banyak ulasan pakar sejarah yang mengangkat sejarah
berdirinya Polri. Salah satunya menyatakan bahwa hari bhayangkara pada 1 Juli
1946 bukan merupakan “hari lahir” Polri karena Polri sudah ada sebelumnya.
Lebih unik lagi, Surabaya punya “Sejarah khusus tentang Kepolisian”. Di kota
pahlawan ini Polisi pernah melaksanakan “Proklamasi Polisi”. Dalam
ejaan lama, dalam Proklamasi Polisi di tulis:
“Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perdjoeangan
mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Polisi
sebagai Polisi Repoeblik Indonesia”.
Soerabaja, 21 Agoestoes 1945
Atas Nama Seloeroeh Warga Polisi
Moehammad Jasin – Inspektoer Polisi Kelas I
Sejarah mencatat bahwa menjelang pendaratan armada kapal
perang Sekutu di Tanjung Perak Surabaya, 25 Oktober 1945, situasi di kota
Surabaya semakin mencekam. Kemarahan rakyat terhadap Indo-Belanda yang
membonceng rombongan Palang Merah Internasional (intercross) makin
menjadi-jadi. Selain pemuda yang bergabung dalam PRI (Pemuda Republik
Indonesia) dan BKR (Badan Keamanan Rakyat), Polisi juga mempunyai peran yang
cukup menentukan menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus
1945. Ketika menjadi insiden bendera, 19 september 1945, Polisi bergerak cepat
mereka menyatu dengan massa.
Di Surabaya, selain Polisi Umum, ada Pasukan PI (Polisi
Istimewa) yang sangat disegani. PI adalah jelmaan dari CSP (Central
Special Police). Apalagi, pada Agustus 1945 itu, hanya Polisi yang masih
memegang senjata. Karena, setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu,
penguasa Jepang di Indonesia membubarkan tentara PETA dan Heiho, sedangkansenjata
mereka dilucuti. Bung Tomo, pemimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia
(BPRI) yang juga salah satu pejuang terkemuka dalam peristiwa 10 November 1945
di Surabaya, meyatakan :
“PETA diharapkan dapat mendukung perjuangan di Surabaya
tahun 1945 , tetapi PETA membiarkan senjatanya dilucuti oleh Jepang, untung ada
Pemuda M. Jasin dengan pasukan-pasukan Polisi Istimewanya yang berbobot tempur
mendukung dan mempelopori perjuangan di Surabaya.”
- Bung Tomo
Polisi mempunyai peran yang istimewa dalam
masyarakat,kondisi ini dimanfaatkan untuk melakukan pemantapan. Dalam buku Sejarah
Kepolisian di Indonesia, disebutkan: “Di Surabaya, Komandan Polisi
Istimewa Jawa Timur, Inspektur Polisi Kelas I (Iptu) Moehammad Jasin,
memproklamasikan kedudukan Kepolisian pada 21 Agustus 1945.”
Proklamasi Polisi itu merupakan suatu tekad anggota Polisi
untuk berjuang melawan tentara Jepang yang masih bersenjata lengkap, walaupun
sudah menyerah. Proklamasi itu juga bertujuan untuk meyakinkan rakyat bahwa
Polisi adalah aparat negara yang setia kepada Republik Indonesia. Dengan
demikian, rakyat dapat melihat bahwa Polisi bukanlah alat penjajah. Jadi, di
Surabaya, Kepolisian Republik Indonesia lahir mendahului keberadaan Polisi di
Indonesia yang secara resmi ditetapkan sebagai Hari Bhayangkara, 1 Juli 1946.
Asvi Warman Adam, ahli penelitian utama LIPI, di Radar
Jogja (1 Juli 2009), pernah menyampaikan bahwa:
“1 Juli sering dianggap sebagai hari lahir Kepolisian.
Padahal instansi itu sudah ada sejak Proklamasi Kemerdekaan, bahkan sejak zaman
penjajahan Belanda dan Jepang. Di Indonesia, tentara, terutama Angkatan Darat
(AD), memiliki kesadaran sangat tinggi tentang pentingnya sejarah. ……….. “
Lebih lanjut dia menjelaskan di kalangan Polisi malah kurang
akan kesadaran sejarahnya sendiri. Padahal menurut Bung Karno, “Bangsa yang
besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya”. Oleh karena itulah
makanya sejarah Kepolisian ini masih banyak yang belum tahu bahkan oleh Anggota
Kepolisian sendiri.
Sumber :
Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang
Meluruskan Sejarah Kelahiran Polisi Indonesia
Diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2010
tes komentar
BalasHapusPada tanggal 1 Juli 1946 Polri yang sebelumnya dalam struktur dibawah Kementerian Dalam Negeri berkedudukan langsung di bawah Perdana Menteri, yang ditandai dengan penyerahan Panji Tribrata oleh Presiden Soekarno kepada Kapolri R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo.
BalasHapusDan benar, Polri lahir 21 Agustus 1945 di Surabaya, banyak sekali kutipan sejarah yang bisa dijadikan referensi tentang hal itu.
Sayangnya, banyak masyarakat yang belum tau tentang sejarah ini, bahkan di kalangan internal Polri sendiri banyak yang tidak tau (atau tidak mau tau).