Mungkin
Anda seperti saya. Satu-dua kali rumah Anda pernah disatroni maling. Katakanlah
dua kali. Selebihnya–sadar atau tidak–Anda bisa tidur nyenyak di malam hari,
atau meninggalkan harta benda di rumah untuk pergi berlibur.
Mungkin
Anda seperti saya. Satu-dua kali pernah kecopetan di angkutan umum. Katakanlah
dua kali. Selebihnya–sadar atau tidak–Anda sudah ribuan kali menggunakan
kendaraan umum. Kesana dan kemari, hingga sampai di kondisi Anda sekarang,
tanpa pernah lagi kecopetan.
Anda
mungkin seperti saya. Satu-dua keluarga atau kerabat Anda pernah dibunuh
penjahat. Katakanlah dua orang. Selebihnya, ratusan anggota keluarga dan ribuan
kerabat Anda hari ini masih menjawab “kabar baiiik. Saya sehat
Alhamdulillah….”, ketika Anda tanya kabar dan keadaan mereka.
Anda
mungkin seperti saya. Satu-dua kali pernah harus mengeluarkan uang ekstra
ketika berurusan dengan polisi di jalan. Katakanlah dua kali. Selebihnya,
jalan-jalan Anda menuju ribuan tujuan relatif teratur. Membuat Anda selamat dan
bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang Anda sayangi di rumah.
Ada
banyak lagi hal-hal menyangkut keamanan dalam hidup Anda dan keluarga, yang
sekali-dua kali gagal diamankan dengan baik oleh polisi.
Tapi
pernahkah Anda berpikir bahwa diluar satu-dua kali kejadian yang menimpa Anda,
ada ribuan kali dan hari Anda selamat?. Tentu saja polisi tak seperti malaikat
yang mengapit kanan-kiri Anda 24 jam sehari. Namun karena citra keberadaan
mereka di sekitar Andalah yang membuat penjahat berpikir tiga kali untuk tidak
tiap hari mengganggu Anda.
Mungkin
Anda aman bukan semata-mata karena ada polisi. Tapi Anda aman karena para
penjahat tahu ada polisi yang bisa sewaktu-waktu menyergap, mengejar bahkan
membunuh mereka, demi membela Anda dan keluarga.
Satu
hal lagi yang mungkin Anda lupa. Bahwa tiap kali polisi menjaga dan membela
Anda, itu artinya mereka meninggalkan keluarga mereka.
Demi
Anda. Budi Gunawan mungkin korup. Mungkin tidak. Djoko Susilo dan Susno Duadji
telah mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Sementara Hoegeng telah selamat
menunaikan tugas hingga akhir hayatnya, untuk kemudian dikenang sebagai polisi
baik sepanjang masa.
Ada bad
cop. Ada good cop. Sebutkan profesi Anda. Apapun. Maka pada profesi
itu, Anda akan menemukan sekian banyak perilaku jahat yang dilakukan penyandang
profesi tersebut. Artinya ada good you, ada bad you dalam profesi. Kecuali Anda
tak jujur.
Maka
berhentilah mengatakan bahwa hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia; Hoegeng,
polisi tidur dan patung polisi, hanya karena Anda lupa atau tidak jujur, bahwa
hingga hari ini Anda selamat karena citra keberadaan polisi.
Be
proportional.
All
is fair in love.
All
in love is fair.
Ditulis oleh salah seorang akun kompasiana bernama Onggo pada tanggal 20 Januari 2015.
Tulisan asli : sosbud,kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar