Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Polisi BL Tobing mengakui, polisi
saat ini mengalami kesulitan untuk menjamin tidak terulangnya kembali
konflik di Kwamki Lama, Kabupaten Mimika, Papua.
"Polri mengalami kesulitan untuk bisa menjamin tidak terulangnya
pertikaian atau konflik yang terjadi di kawasan Kwamki Lama karena apa
yang mereka katakan berbeda dengan kenyataan," kata Kapolda Papua
menjawab pertanyaan seusai buka puasa bersama di Mapolda Papua, di
Jayapura, Rabu (1/8).
Karena itulah, ia menambahkan, berapa pun banyak pasukan ditempatkan
tidak dapat menjamin tidak terjadinya konflik yang sudah menewaskan
warga dari kedua kelompok yang bertikai serta melukai ratusan orang
tersebut.
Menurut dia, seharusnya situasi itu disikapi secara serius oleh
Pemerintah Provinsi Papua. Sebab, mereka yang bertikai itu bukan
penduduk asli Kwamki Lama, melainkan pengungsi dari Kabupaten Puncak.
"Polisi saat ini hanya menjadi pemadam kebakaran. Saya berharap kasus tersebut segera ditangani oleh semua pihak," katanya.
Wakil Bupati Mimika Abdul Muis sebelumnya mengakui, pihaknya pun
kesulitan menghadapi para warga yang merupakan pengungsi dari Kabupaten
Puncak, karena apa yang mereka lakukan sudah meresahkan.
"Kami sangat berharap Pemkab Puncak segera memulangkan warganya yang
mengungsi di Kwamki Lama, sehingga tidak meresahkan warga lainnya," kata
Muis.
Pemda Mimika sudah berupaya mendamaikan kedua kelompok yakni Kampung
Harapan (atas) dan Kampung Amole (bawah) dengan melakukan prosesi adat,
yakni patah panah yang disertai bakar batu. Bahkan, prosesi itu sudah
berlangsung dua kali, namun konflik masih terulang kembali hingga kini.
Kasus pertikaian yang terjadi sejak 23 Mei lalu itu berawal dari
kecelakaan lalu lintas yang menewaskan warga Kampung Harapan, hingga
mereka menuntut dan bahkan mengajak perang Kampung Amole.(Ant/BEY)
Sumber: www.metrotvnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar