Fakfak adalah kota penghasil pala terbesar di Papua. Kota ini memiliki
sejarah Islam yang menarik untuk disimak. Dikisahkan, pada tahun 1870
saat masih di bawah kepemimpinan Raja Wertuer, kaum muslim dan penganut
agama lain hidup berdampingan di Papua. Untuk kesatuan wilayahnya, Raja
Wertuer tidak ingin rakyatnya terpecah karena kepercayaan.
Karena hal itu, Raja Werteur membuat sayembara di antara rakyatnya. Dalam sayembara itu, rakyatnya diminta untuk membangun tempat ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Kaum muslim lalu mendirikan masjid di Patimburak sedangkan penganut agama lainnya di Bahirkendik. Jika salah satu dapat menyelesaikan bangunan lebih cepat dalam waktu yang telah ditentukan maka seluruh rakyat raja Wertuer akan memeluk agama yang menang. Tanpa diduga, ternyata kaum muslim berhasil mendirikan masjid dengan sangat cepat. Mereka memenangkan sayembara. Jadilah raja dan seluruh rakyatnya akhirnya memeluk Islam.
Arsitektur bangunan masjid tergolong unik, dari kejauhan masjid ini terlihat seperti gereja. Kubahnya mirip gereja-gereja di Eropa masa lampau. Tetapi tiang penyangga di tengah masjid menyerupai struktur bangunan Jawa. Interior dalam masjid pun hampir sama dengan masjid-masjid di pulau Jawa. Lubang bekas peluru sisa-sisa serbuan pasukan Belanda dibiarkan utuh.
Masjid itu kini berdiri kokoh di pinggir teluk Kokas. Kapan persisnya Islam masuk ke Papua memang tak pernah terekam dengan jelas. Pemerintah Kabupaten Fakfak pernah mengadakan beberapa kali seminar membahas tentang hal ini. Petunjuk hanya mengarah pada bahwa pada abad XV Islam sudah ada di Fakfak, namun tidak diketahui kapan tepatnya dienullah itu menerangi hati warga Papua.
Karena hal itu, Raja Werteur membuat sayembara di antara rakyatnya. Dalam sayembara itu, rakyatnya diminta untuk membangun tempat ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Kaum muslim lalu mendirikan masjid di Patimburak sedangkan penganut agama lainnya di Bahirkendik. Jika salah satu dapat menyelesaikan bangunan lebih cepat dalam waktu yang telah ditentukan maka seluruh rakyat raja Wertuer akan memeluk agama yang menang. Tanpa diduga, ternyata kaum muslim berhasil mendirikan masjid dengan sangat cepat. Mereka memenangkan sayembara. Jadilah raja dan seluruh rakyatnya akhirnya memeluk Islam.
Arsitektur bangunan masjid tergolong unik, dari kejauhan masjid ini terlihat seperti gereja. Kubahnya mirip gereja-gereja di Eropa masa lampau. Tetapi tiang penyangga di tengah masjid menyerupai struktur bangunan Jawa. Interior dalam masjid pun hampir sama dengan masjid-masjid di pulau Jawa. Lubang bekas peluru sisa-sisa serbuan pasukan Belanda dibiarkan utuh.
Masjid itu kini berdiri kokoh di pinggir teluk Kokas. Kapan persisnya Islam masuk ke Papua memang tak pernah terekam dengan jelas. Pemerintah Kabupaten Fakfak pernah mengadakan beberapa kali seminar membahas tentang hal ini. Petunjuk hanya mengarah pada bahwa pada abad XV Islam sudah ada di Fakfak, namun tidak diketahui kapan tepatnya dienullah itu menerangi hati warga Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar