Kamis, 19 Juli 2012

Menlu Indonesia Upayakan Pemulihan Persatuan ASEAN

Para analis mengatakan upaya untuk menyatukan negara-negara Asia Tenggara terkait sengketa wilayah di laut Cina Selatan sedang dipersulit dengan meningkatnya pengaruh Beijing di kawasan tersebut.

ASEAN, blok 10 negara Asia Tenggara, untuk pertama kalinya dalam 45 tahun gagal menghasilkan pernyataan bersama dalam pertemuan puncak kawasan itu di Kamboja pekan lalu. Hal tersebut mengisyaratkan adanya perpecahan yang dalam mengenai penyelesaian masalah tersebut.

Perselisihan itu dianggap kalangan luas disebabkan oleh tekanan politik dari Tiongkok, yang lebih suka berunding secara terpisah dengan ke-5 negara yang terlibat sengketa atas wilayah Laut Cina Selatan, dan tidak bersedia berhadapan langsung dengan ASEAN secara keseluruhan.

Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa sedang melakukan perlawatan darurat  di Asia Tenggara dalam upaya memulihkan kekompakan dan persatuan ASEAN terkait sengketa Laut Cina Selatan tersebut.

Banyak orang mengatakan persatuan tidak mungkin tercapai kalau Tiongkok terus menggunakan tekanan politik yang besar terhadap negara-negara seperti Kamboja, yang bergantung miliaran dolar pada Beijing untuk bantuan ekonomi .

Ralph Cossa, seorang analis keamanan di Forum Pasifik di Hawaii, mengatakan  tekanan demikian kelak dapat merugikan Tiongkok.

Banyak anggota ASEAN menyalahkan Kamboja, yang sekarang ketua blok tersebut, karena tunduk pada tekanan Tiongkok dengan menolak usul Filipina dan Vietnam untuk menyebut sengketa wilayah mereka dengan Tiongkok dalam pernyataan ASEAN.

Phat Kosal, seorang peneliti Asia di Universitas Southern California, mengatakan Vietnam marah karena Kamboja memilih untuk memihak ke Tiongkok, yang melanggar persekutuan tradisional mereka.

Sumber: voaindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar