Sejak pertama digelar pada 1991, mayoritas wisatawan yang mengikuti
Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) berasal dari mancanegara. Rupanya,
festival tertua di Papua ini melekat kuat di hati para turis Eropa.
Sebuah
pepatah mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang." Rupanya, hal itulah
yang jadi pertimbangan kuat para wisatawan mancanegara untuk terbang
melintasi samudera dan benua, menginjakkan kaki di pedalaman Papua.
"Dari
tahun ke tahun, mereka semakin tahu kalau uang yang mereka keluarkan
akan sebanding, bahkan lebih, dengan pengalaman yang mereka dapatkan
setelahnya," kata Wempi Wetipo, Bupati Kabupaten Jayapura saat jumpa
pers FBLB di Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat,
Jumat (27/7/2012).
Tahun lalu, lanjut Wempi, ada sekitar 500
wisatawan yang ikut andil dalam FBLB. Mayoritas dari mereka berasal dari
mancanegara, terutama Eropa.
"Festival ini sangat terkenal di
dunia internasional. Banyak agen perjalanan di Eropa yang menjual
festival ini sebagai itinerary," tutur Sapta Nirwandar, Menparekraf,
dalam kesempatan yang sama.
Hal itu sudah tak diragukan lagi.
Pada ITB Berlin lalu, stan Papua di bagian Indonesia dipenuhi turis.
Papua pun sukses menyandang peringkat 3 dari 150 destinasi wisata di
seluruh dunia.
"Setiap tahun Festival Lembah Baliem juga dipromosikan di pameran wisata dalam dan luar negeri," tambah Sapta.
Pada
festival tertua di Papua ini, wisatawan bisa berinteraksi langsung
dengan masyarakat serta mengikuti atraksi lempar tombak dan memanah.
"Wisman
suka sekali pakai koteka yang sudah disediakan. Selain itu mereka juga
suka trekking (di Pegunungan Jayawijaya-red) sebelum atau sesudah
festival berlangsung," kata Wempi.
Sumber: travel.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar